Langsung ke konten utama

Postingan

SELAMAT ULANG TAHUN GERAKAN KU

Begitu banyak hal yang ingin ku sampaikan Tapi mungkin hanya terima kasih yang dapat mewakili semuanya Tak terasa sudah 6 tahun Menjadi sekolah latihan untuk kami Bersamamu dari awal adalah pengalaman yang sangat berharga. Terkadang aku suka tidak sabar Saat melihat keegoisan beberapa orang terhadapmu Kadang aku sakit hati Saat beberapa orang memanfaatkanmu Terkadang aku marah Saat masalah datang banyak yang pura-pura tidak tahu tentangmu Aku kadang sangat kecewa Saat tuduhan datang dari berbagai arah Malah banyak yang menyerah. Terima kasih sudah mengajarkan banyak hal Tentang bagaimana bertanggung jawab Tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin Tentang bagaimana cara untuk meredakan ego Tentang bagaimana melayani orang banyak Tentang bagaimana menghadapi masalah Dan tentang banyak hal yang tak bisa tersampaikan Terima kasih untuk semua pengalaman yang begitu berharga Perjalanan panjang yang begitu tak ternilai Tetaplah selalu berdiri teguh di bumi pagu
Postingan terbaru

BERSATU KITA MAJU

91 tahun yang lalu Bukan waktu yang singkat untuk mengingat Wahai pemuda Semoga tak kau lupa saja sumpahmu Yang sudah terucap untuk tanah airmu, bangsamu dan bahasamu. Bersumpah untuk tetap bertanah air satu Bersumpah untuk tetap berbangsa satu Bersumpah untuk tetap berbahasa satu Sumpah itu tak hanya merupakan sebuah peringatan tahunan Sumpah yang sering kau ucap, tanamkan dalam hati. Untuk tetap bertanah air satu tanpa membedakan suku Untuk tetap Berbangsa satu dengan tetap peduli kepada saudara sebangsamu Untuk tetap Berbahasa satu dengan menjunjung tinggi bahasa nasionalmu. Tetaplah bangga menjadi generasi muda, Tetaplah bangga menjadi masa depan bangsa Tetaplah bangga menjadi pemuda indonesia. Tak peduli dari mana asalmu, dimana tempat ibadahmu, apa warna kulitmu dan apa bendera mu Mari bersatu untuk kita tetap maju, Membangun bangsa yang sudah dititipkan untuk kita. Tanjung Selor, Oktober 2019

KEKASIHKU SEORANG AKTIVIS

Lelakiku Seorang Aktivis Dia begitu dipandang karena dia adalah sosok seorang pemimpin Paras tampannya membuat semua terhipnotis termasuk aku Aku adalah salah satu dari perempuan yang begitu mengaguminya Tapi bedanya akulah yang mereka sebut kekasihnya Beruntung atau tidaknya aku Itu semua bisa kalian simpulkan sendiri Tergantung dari sudut pandang mana kalian melihatnya Mereka yang menyebutku beruntung Karena aku dengan mudah bisa menaklukan hatinya Mereka yang menyebutku beruntung Karena menganggap kehidupan kami akan begitu indah dan terencana Seperti kesehariannya Mereka yang menyebutku beruntung Karena menganggap aku lebih terjamin hidupnya Sebab dia punya progres yang luar biasa dalam hidupnya Mereka yang menyebutku beruntung Karena menganggap aku akan begitu bahagia karena pengalaman-pengalaman yang dia dapatkan Sehingga dapat dengan mudah menata masa depan. Dan untuk kalian yang menyebut diriku kurang beruntung Mungkin kalian juga pernah merasakannya

DRAMA SEPTEMBER

Aku melihatmu sore itu, Berdiri ditempat biasa kamu menungguku datang menjemputmu  Kau datang menghampiriku dan memelukku erat Bisa ku rasakan kerinduan yang begitu menggebu-gebu  Saat kau ada dalam pelukanku Ketika pelukan itu kau lepaskan Aku melihat raut wajahmu yang begitu penuh dengan rasa bersalah Tertunduk tanpa berani berucap padaku Tanganku masih tetap kau genggam erat Sambil berjalan menelusuri keramaian,  Lalu duduk dikursi besi panjang  Dimana aku terbiasa menunggu saat pesawatmu landing Genggaman tangan itu belum juga kau lepas Saat mata ku melirik kearahmu Aku melihat sebuah wajah yang begitu penuh dengan kekacauan Dan dengan mata yang berkaca-kaca sambil menatap lirih kearahku Kau berkata telah menyesal meninggalkanku. Hahahaaaa.... Beberapa hari diseptember ini, Aku sering sekali berhalu membayangkan hal-hal seperti itu, Seakan tak terima, Kecewa dan Marah dengan semua yang telah terjadi. Bulungan, Septe

JALAN YANG LAIN

Sore itu, Saat langit mulai menjingga, Aku melewati sebuah jalan yang tak ku kenal sama sekali. Jalan yang begitu lurus dan ramai, Di tepi jalan ini, Aku melihat mereka yang begitu sibuk dengan sebuah pekerjaan. Di ujung persimpangan depan, Banyak mereka yang sedang berjualan dan berbelanja. Dan ku liat lagi di setiap sudut jalan ini, Banya anak-anak sedang berlari-lari dengan cerianya. Ada juga beberapa orang dengan dengan masing-masing pasangannya, Duduk diam sambil berdekapan. Sesekali juga ku liat kebelakang, Tak tampak mereka-mereka yang ku kenal. Tapi langka kaki ku terus ku lakukan, Tanpa sebuah tujuan, kemana akan menepih. Peluhku pun mulai mengalir, Membasahi setiap kain yang menempel di tubuhku. Rasa lelah pun mulai kiu rasakan, Kaki sudah terasa berat untuk melangkah, Lalu sejenak ku tersimpuh, Pada kursi besi kecil yang berjajar di sepanjang jalan itu. Ku pandangi sekelilingku, Tapi belum juga ku temui, dimanakah tujuanku akan pergi.

Dia Bukan Perempuan Penjahat

Dia di seret masuk dalam sebuah gedung megah Oleh mereka perempuan-perempuan berseragam Dia terduduk lusuh dan tersungkur di samping sebuah lift gedung itu Dia dikelilingi oleh mereka yang di sebut juga perempuan Dia di seret seperti seseorang yang ketahuan maling di sebuah rumah. Para perempuan yang beseragam itu pun merampas semua atribut yang dikenakan Untuk apa kalian rampas? Atributnya bukanlah tameng yang bisa melindungi seperti yang kalian pakai Atributnya bukan senjatah tajam bahkan bukan pistol seperti yang kalian punya. Dia hanya mengenakan Baret Kordon sebagai tanda pengenalnya. Dia bukan seorang teroris Dia bukan koruptor Dia bukan perampok Bahkan diapun bukan penjahat yang harus kalian tangkap Dia hanya seorang perempuan yang berusaha untuk mempertahankan kawasnnya Dia hanya seorang perempuan yang ingin generasinya hidup dengan lingkungan yang nyaman Dia hanya seorang perempuan yang hanya ingin daerahnya tidak menjadi daerah milik investor. Dia

Kekejaman di tanah Borneo

Kami adalah Velya Galyani yang kau tendang, Kami adalah Robby Vergita yang kau pukul, Kami adalah Rianto yang kau injak, Kami adalah Angga yang kau cekik dan kau seret, Kami adalah Van Gobel yang kau banting dengan keras Kami adalah Alwi Simamora yang kau lukai. Kami adalah 11 orang mahasiswa yang kau bungkam di tanah borneo. Kami memang kecil, Tapi kami lahir dari rahim pemberontak. Kami memang lemah, Namun tiap saudara kami siap mati. Agar bumi dan bulan tidak jatuh ke tanggan tuan Kau harus tau dan kalian harus tau Bahwa kami adalah Rengkarnasi dari para Munir Bahwa kami adalah Rengkarnasi dari Wiji Thukul Bahwa kami adalah Rengkarnasi dari Marsinah Dan bahwa kami adalah Rengkarnasi dari pribumi yang tidur dipangkuan Nusantara. Kami bukan Merah, Kami bukan Biru, Kami bukan Hijau dan Kami bukan Kuning, Tapi kami adalah hitam yang merangkum semua warna yang di abadikan. Terimakasih atas luka yang kau beri Terimakasih atas kekejaman yang engkau beri sebab itu